Responsive Banner design
Home » » TAMANSARI

TAMANSARI


Keraton Yogyakarta merupakan salah satu obyek wisata menarik di Jawa. Bicara sejarah keraton sangat banyak yang bisa dipelajari mulai dari sejarah raja, bangunan, peninggalan maupun kaitannya dengan kerajaan lainnya. Di Pulau Jawa, terkhusus jawa tengah cukup banyak obyek wisata seperti keraton, candi, bangunan termasuk berbagai budayanya. Kraton Yogyakarta memiliki dua alun-alun, sebagaimana kraton Surakarta. Alun-alun tersebut adalah alun-alun utara dan selatan. Bentuk dari alun-alun umumnya berupa sebidang lapangan luas dengan jalan dan pohon membelah ditengahnya. Umumnya mengunjungi keraton Yogyakarta bisa dilakukan melalui alun-alun utara maupun pintu bangunan sebelah barat. Sementara akses ketiga yakni tamansari yang harus sedikit memutari keraton untuk menjangkaunya.

Tamansari merupakan salah satu obyek wisata yang cukup terkenal di lingkungan Keraton Yogyakarta. Bila anda kebetulan ingin melihat dan mengunjungi obyek ini sebaiknya menggunakan pemandunya- agar lebih fokus daya tariknya. Lama kunjungan didampingi pemandunya bisa satu atau dua jam. Dengan pemandu akan dijelaskan dan diurutkan seluk beluk Tamansari. Biasanya begitu anda memasuki tamansari langsung terlihat kolam pemandian- yang saat ini kondisi air hanya sekedarnya. Kolam mandinya ada yang luas di bagian luar dan di sebelah dalam ada yang lebih kecil. Diantara kolam yang besar dan kecil ada bangunan dimana raja bisa mengamati sekian banyak selir-nya yang sedang mandi. Tiga selir yang bisa menarik hati Raja, selanjutnya akan diajak mandi di kolam kecil bagian dalam. Bisa saja ritual mandi ketiga selir akan berlanjut menemani sang raja ke peraduan. Sementara selir lainnya “ter-eliminasi” dan belum dikehendaki sang Raja hari itu. Puluhan selir raja itu barangkali harus tampil semenarik dan seseksi mungkin saat mandi di tamansari karena raja mengamati dan akan memilih yang paling menarik diantara mereka. Dalam bangunan tersebut juga disediakan bale-bale untuk mengeringkan badan beserta wewangian dan terdapat cermin masa itu yang masih menggunakan pantulan air.

Diantara tamansari juga berdiri banyak rumah yang biasanya menyediakan berbagai produk seperti lukisan, batik, barang seni termasuk kursus singkat membatik atau melukis. Saat ini banyak rumah penduduk membaur diantara bangunan tersebut. Selanjutnya anda akan diajak melihat-lihat berbagai bangunan, lorong dan tempat ibadah di kawasan tamansari. Ada sebuah lorong berdesain- O yang gema suaranya begitu jelas meskipun anda bicara di kejauhan. Ada tempat untuk ibadah diantara bangunan tersebut. Yang menarik ada bangunan di bawah tanah dan pintu rahasia yang konon merupakan lorong bagi keselamatan raja bila bahaya mengancam. Saat ini lorong tersebut sudah ditutup.

Berbagai bagian bangunan dari tamansari masih nampak utuh sementara bangunan lainnya mengalami reruntuhan disana sini. Seperti bagian bangunan lainnya, di taman sari tergambar kehidupan kerajaan sehari-hari. Pemandu menjelaskan bahwa hukuman potong jari bagi abdi dalem yang lalai dan melanggar aturan masih diberlakukan masa itu.

Desain bangunan juga nampak dirancang secara canggih pada masanya, bahkan untuk saat ini sekalipun patut dibanggakan arsitekturnya. Sebagaimana bangunan utama keraton yang membutuhkan pemugaran agar bertahan, tamansari juga butuh dana untuk melestarikan budaya kerajaan jawa tersebut. Budaya jawa yang pernah mengalami masa keemasan perlu dipikirkan pelestariannya. Sebagian dokumen jawa konon banyak terbawa ke negeri Belanda dan dilestarikan oleh bangsa yang pernah menjadi penjajah nusantara.

Dengan tiket masuk yang sangat murah rasanya mustahil untuk bisa mencukupi perawatan dan pelestarian dari tamansari tersebut. Bilapun tiket dibuat mahal akan makin mengurangi minat pengunjung. Bahkan saat ini pengunjung masih didominasi oleh turis mancanegara. Bagi generasi muda yang jamannya sudah berbeda kadang melihat obyek bersejarah ini ibarat bangunan tua yang tidak menarik. Paling banter mereka datang untuk pacaran dan mencari tempat yang romantis. Tamansari membutuhkan bantuan dan uluran tangan bagi yang peduli, atau cerita historisnya akan segera berakhir terkubur dan tergusur kehidupan yang semakin susah.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog