Responsive Banner design
Home » » Daoed Joesoef

Daoed Joesoef


DR Daoed Joesoef lahir di Medan 8 Agustus 1926 atau saat ini berumur 83 tahun. Beliau adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 1978 sampai 1983 dalam Kabinet Pembangunan III. Orang tuanya bernama Moehammad Joesoef dan Siti Jasiah dan beristri Sri Sulastri. Beliau dikaruniai anak bernama Sri Sulaksmi Damayanti. Daoed Joesoef juga dikenal sebagai tokoh yang turut mendirikan CSIS- Centre for Strategic and International Studies, sebuah think tank dari pemerintahan Orde Baru.

Semasa menjabat sebagai menteri P&K Doaed Joesoef mengeluarkan kebijakan NKK/BKK- Normalsisasi Kehidupan Kampus / Badan Koordinasi Kemahasiswaan- yang tidak memperkenankan mahasiswa untuk melakukan kegiatan politik praktis. Konsep saat itu adalah mahasiswa tugasnyabelajar di kampus dan tidak pada tempatnya turut terlibat dalam kegiatan politik. Politik ya tugasnya seorang politisi. Dewan Mahasiswa di Universitas-universitas seluruh Indonesia juga dihapuskan sehingga hal ini menutup mahasiswa terlibat kegiatan politik. Menteri yang menjabat setelah periode Syarief Thayeb ini juga membuat kebijakan liburan selama puasa dihapuskan. Mendikbud berikutnya setelah Daoed Joesoef adalah Nugroho Notosusanto.

Terlepas dari adanya kekurangan beliau sedikit banyak telah berjasa dalam pembangunan fundamental pendidikan nasional.

Pagi itu udara cerah dan kicau burung terdengar merdu dari rimbunan pepohonan dan gemericik air. Kicau burung itu bukan terdengar di hutan atau pedesaan namun di dalam kota jakarta. Lokasinya di daerah kemang, jakarta selatan. Rombongan itu datang untuk mendengarkan kuliah dan wejangan dari sang mantan menteri. Kuliah Daoed Joessoef yang dilakukan di rumahnya merupakan salah satu kegiatan workshop narasi. Workshop yang dilakukan oleh sebauh institusi dipandu oleh penulis senior- Andreas Harsono.

Rumah dan pekarangan mantan menteri P&K terhampar luas dan asri. Banyak pepohonan tertata rapi dengan papan nama latin di setiap pohon. Halamannya luas dan berumput dirangkai bangunan di sana sini. Sebelah kiri terdapat bangunan SD yang dinamakan SD Kupu-kupu, dimana beliau turut mengelola. Bangunan lainnya adalah tempat tinggal, ruangan santai/diskusi dan sanggar melukis. Cukup mengherankan di lokasi yang masih masuk area ibukota terdapat tempat tinggal dengan pekarangan, taman dan kebun yang cukup asri. Landscape luas- 2000 meter persegi berkontur miring, terasiring dimana terdapat dataran tinggi dan rendah. Gemericik air jelas terdengar dari atas yang berasal dari sungai di bawah sana.

Pada kegiatan workshop yang dikemas santai dan akrab tersebut sang Doktor masih terlihat energik dan bersemangat memberikan materi kuliah-nya. Tidak betul-betul kuliah kecuali disebut sebuah obrolan dan penuturan tentang pengalaman saat menjabat menteri maupun pengalaman menulis. Sri Soelastri, istri tercinta nampak dengan sabar dan setia mendampingi suami memberikan wejangan kepada yang hadir yang umurnya sebaya dengan anak atau cucunya. Jadilah perbedaan ini semacam guru atau kakek memberikan petuah dan nasihat pengalaman hidup berharga kepada generasi berikutnya.

Kuliah berjalan sangat mengasyikan dan tidak terasa sang Menteri menyelesaikan wejangannya setelah hampir dua jam berbicara. Banyak yang ingin ditanyakan kepada beliau namun hadirin juga menghargai atas susah payah penuturan dan kuliahnya, sehingga hanya dua tiga orang yang bertanya. Pun pertanyaan ini dijawab dengan sungguh-sungguh penuh antusias, lugas namun cukup tuntas.

Acara selanjutnya adalah break, makan dan minum diseling pengakraban. Hidangan yang disajikan diantaranya jajanan pasar yang sederhana namun justru berasa nikmat karena suasana dan ketulusan. Buah rambutan yang disajikan berasal dari kebun pak Menetri. Sambil menyantap hidangan, rombongan juga minta tanda tangan untuk buku beliau yang berjudul Emak. Usai menikmati suguhan rombongan melakukan tour melihat-lihat koleksi tanaman, buah, pekarangan dan berkumpul di gallery lukisan. Terdapat tumpukan buku, lukisan yang belum jadi maupun yang sudah. Beragam lukisan hasil karya Daoed Joesoef seperti lukisan bunga, penari, hewan, burung maupun Nabi Musa Membelah Laut di tata rapi di gerainya. Sungguh meski sudah berusia diatas 80 tahun beliau masih terus berkarya dan melakukan kegiatan yang produktif. Hal ini banyak memberikan inspirasi bagi yang hadir untuk terus berkarya lebih baik lagi. Matahari berada di puncak teriknya namun nuansanya tetap adem dan sejuk. Rombonganpun berfoto bareng, mohon diri dan bubaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog